Prodi Psikologi Islam IAI Diniyyah Pekanbaru Gelar Seminar Bullying Berkedok Canda

    Prodi Psikologi Islam IAI Diniyyah Pekanbaru Gelar Seminar Bullying Berkedok Canda

    PEKANBARU-Program Studi (Prodi) Psikologi Islam, Fakultas Dakwah Institut Agama Islam (IAI) Diniyyah Pekanbaru menggelar seminar psikologi dengan tema “Bullying Berkedok Canda” di aula Madrasah Aliyah (MA) Diniyyah Puteri Pekanbaru pada Jumat, (12/1/2024) pagi. 

    Seminar tersebut diisi oleh Itto Nesyia Nasution, M. Psi., Psikolog, seorang Psikolog sekaligus ketua Prodi Fakultas Psikologi Universitas Abdurrab yang ahli di bidangnya. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang bullying, mengatasi perundungan, dan mempromosikan lingkungan sekolah yang lebih aman dan produktif.

    Dalam Seminar tersebut Itto Nesyia Nasution mengatakan bullying adalah perilaku agresif dan negatif yang dilakukan secara berulang dengan tujuan menyakiti korban secara mental, fisik, atau seksual. Bentuk-bentuk bullying meliputi fisik, verbal, psikologis, sosial, dan cyberbullying. Bullying dapat memiliki dampak yang serius bagi korban, termasuk cedera fisik, penurunan kepercayaan diri, penurunan kinerja akademik, dan bahkan meningkatkan risiko bunuh diri. Sebab-sebab munculnya bullying antara lain adalah menyindir, mengucilkan teman, mencela/mengolok, menyebarkan isu palsu, mengancam, dan tidak mengajak bicara secara sengaja. Bullying dapat muncul karena beberapa alasan, seperti tradisi turun temurun, keinginan untuk membalas dendam, perasaan ingin menunjukkan kekuatan, kecewa karena orang lain tidak berperilaku sesuai dengan yang diharapkan, dorongan untuk mendapatkan kepuasan, dan tontonan/games. Karakteristik bullying meliputi perilaku agresif, disengaja, pengulangan, dan ketidakseimbangan kekuatan. Bentuk-bentuk bullying mencakup fisik, verbal, psikologis, sosial, dan cyberbullying. Fisik meliputi memukul, menampar, memalak, mendorong, mencubit, dan lainnya. Verbal mencakup memaki, memfitnah, mengejek, dan mengancam. Psikologis melibatkan mengucilkan, mengabaikan, mendiskriminasi, dan penggunaan bahasa tubuh, ekspresi wajah, atau gerakan yang menyakiti, merendahkan, atau mengintimidasi orang lain tanpa menggunakan kata-kata. Sosial meliputi mengisolasi, mengucilkan, atau menghindari seseorang dengan tujuan membuatnya merasa terasing dan tidak diterima di dalam kelompok sosial. Cyberbullying terjadi melalui media sosial, pesan teks, email.

    Ketua Prodi Psikologi Islam IAI Diniyyah Pekanbaru, Willytiyo Kurniawan, M. Psi mengatakan pentingnya siswa mengikuti seminar ini. Pentingnya seminar bullying adalah untuk:

    1. Menyampaikan pemahaman tentang isu bullying, yang merupakan perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang dengan ketidakpantasan kekuatan.

    2. Meningkatkan kesadaran dan komprehensif tentang dampak negatif dari bullying, yang tidak hanya mempengaruhi korban, tetapi juga pelaku bullying.

    3. Membantu mempersiapkan siswa dan individu lain untuk menghadapi situasi bullying dengan memperkembangkan keterampilan sosial dan emosional.

    4. Mendorong pengembangan kebijakan dan politik di sekolah, lingkungan kerja, dan masyarakat untuk mencegah bullying.

    5. Meningkatkan penggunaan penelitian dan program pencegahan bullying yang efektif.

    “Secara keseluruhan, seminar tentang bullying penting untuk meningkatkan pemahaman, mencegah tindakan bullying, dan membantu mempersiapkan individu untuk menghadapi situasi bullying secara efektif, ” kata Willy.

    Willy menambahkan bahwa seminar ini juga bertujuan untuk mengurangi perilaku bullying di lingkungan sekolah.

    "Sebuah tinjauan literatur bertujuan untuk mengetahui gambaran kasus bullying pada remaja, yang menunjukkan bahwa sekitar 50% remaja usia 13-15 tahun di dunia pernah mengalami bullying, dengan dampak yang serius seperti rasa takut, sering bolos sekolah, dan bahkan tindakan bunuh diri. Dengan demikian, seminar tentang bullying juga bertujuan untuk mengurangi perilaku bullying, mengidentifikasi dampaknya, dan memberikan pemahaman mendalam tentang kasus-kasus bullying pada berbagai lingkungan, baik sekolah maupun tempat kerja, " ujar Willy.

    Seminar ini diikuti oleh siswi MA Diniyyah Pekanbaru, Kepala sekolah MA beserta Guru-guru MA, Kaprodi Psikologi Islam beserta Dosen-dosen Psikologi Islam, dan mahasiswa/mahasiswi Psikologi Islam semester VII. (fy)

    pekanbaru riau iai diniyyah pekanbaru
    Fernando  Yudistira

    Fernando Yudistira

    Artikel Sebelumnya

    Rektor Novi Yanti Kukuhkan Kepengurusan...

    Artikel Berikutnya

    Direktur Pascasarjana IAI Diniyyah Pekanbaru...

    Komentar

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Hendri Kampai: Kenapa Lapor Lagi? Emangnya Kantor Pajak Kerja Apa?
    Hendri Kampai: Buat Mobil Listrik Itu Jauh Lebih Mudah, Indonesia Pasti Bisa!

    Tags